Kamis, 08 Juli 2010

deR PanseR

hmm...
dEr PanSerQ haruz kalah...
sebenarnya ci ga rela...
tapi mo gimana lagi???
namanya juga pertandingan...
harus sportif...
mungkin inilah hasil terbaik buar Tim Jerman...
yang sudah berusaha semaksimal mungkin!
tetap saja,,,dER PanSeR dihatiku sejak dulu...
ich Liebe dich,,,deR PanSeR...

Minggu, 11 April 2010

Teori Donald Super

Teori Donald Super

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif ; perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan tertentu , melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja , melalui penghayatan pengalaman hidup , dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup. Penyadaran kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua orang lain , akhirnya terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan yang memungkinkan untuk mencapai sukses dan merasa puas (vocational satisfication). Hal ini menyebabkan seseorang mampu mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan untuk mengekspresikan diri sendiri , misalnya : seorang muda yang memandang dirinya sebagai orang yang berkemampuan tinggi , berjiwa mengabdi , dan rela mcngorbankan dirinya , serta dibesarkan dalam keluarga yang telah mencetak beberapa dokter dan memperoleh kesan serba positif tentang perkembangan seorang dokter , akhirnya membentuk gambaran diri yang membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang ulung dan tulen.
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu :
1.       Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun  anak mengembangkan berbagai potensi , pandangan khas , sikap , minat , dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure)
2.       Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun  orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan , tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
3.       Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun  bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu.
4.       Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun  orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.
5.       Tahap Kemunduran (Decline)  orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap­-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan , yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karier (vocational developmental tasks).
Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu , yaitu :
a.       Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization) antara 14-18 tahun yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya.
b.       Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu.
c.       Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih.
d.       Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
Berkaitan dengan tugas-­tugas perkembangan karier , Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity ; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelasaikan semua tugas perkemlbangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah misalnya kemampuan untuk membuat rencana , kerelaan untuk memikul tanggung jawab , serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap perkembangan vokasional , lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Berkenaan dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory , Career Maturity Test , dan Vocational Maturity Test.
Pandangan Super oleh banyak pakar Psikologi Vokasional dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.
Pendekatan Multidisipliner Terhadap Pengembangan Karir

          Pendekatan multidisipliner pada pengembangan karir yang dipergunakan oleh Super tercermin dalam minatnya terhadap psikologi diferensial atau teori trait dan faktor sebagai media pengembangan instrument testing dan norma-norma asesmen yang menyertainya. Dia berpendapat bahwa psikologi diferensial sangat penting dalam upaya untuk memperkaya data tentang perbedaan okupasional yang terkait dengan kepribadian, aptitude, dan minat..Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super terhadap perilaku vokasional. Penelitian menunjukkan bahwa vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman pada umumnya. Pada akhirnya, perbedaan dan persamaan antara diri sendiri dan orang lain akan terasimilasi. Bila pengalaman yang terkait dengan dunia kerja sudah menjadi lebih luas, maka konsep diri vokasional yang lebih baik pun akan terbentuk. Meskipun vocational self-concept hanya merupakan bagian dari konsep diri secara keseluruhan, namun konsep tersebut merupakan tenaga penggerak yang membentuk pola karir yang akan diikuti oleh individu sepanjang hidupnya. Jadi, individu mengimplementasikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi dirinya yang paling efisien.

Tahapan Dan Tugas Perkembangan Vokasional
1. Growth (sejak lahir hingga 14 atau 15 tahun), ditandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri;
2.
Exploratory (usia 15-24), ditandai dengan fase tentative di mana kisaran pilihan dipersempit tetapi belum final;
3. Establishment (usia 25-44), ditandai dengan trial dan stabilisasi melalui pengalaman kerja;
4. Maintenance (usia 45—64), ditandai dengan proses penyesuaian berkelanjutan untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja; dan
5. Decline (usia 65+), ditandai dengan pertimbangan-pertimbangan pra-pensiun, output kerja, dan akhirnya pensiun.
 
            Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super
Tugas Perkembangan Vokasional
Usia
Karakteristik Umum
Kristalisasi
14-18
Periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.
Spesifikasi
18-21
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju preferensi vokasional yang spesifik.
Implementasi
21-24
Periode menamatkan pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja.
Stabilisasi
24-35
Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat.
Konsolidasi
35+
Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan, status dan senioritas.


Super juga mengklasifikasikan pola karir untuk perempuan menjadi tujuh kategori

           Pola Karir untuk Laki-laki (dari Super)
Klasifikasi Pola
Klasifikasi Karir
Karakteristik
Pola karir stabil
Profesional, managerial, pekerja terampil
Masuk ke dalam karir secara dini dengan sedikit atau tanpa masa percobaan.
Pola karir konvensional
Managerial, pekerja terampil, pekerja administrasi
Masa kerja percobaan diikuti dengan masuk ke dalam pola yang stabil.
Pola karir tak stabil
Pekerja semi-terampil, pekerja administrasi dan pekerja domestik
Beberapa pekerjaan dengan masa percobaan yang dapat mengarah pada pekerjaan yang stabil temporer, diikuti dengan pekerjaan dengan masa percobaan lainnya.
Pola karir jamak
Pekerja domestik dan pekerja semi-terampil
Karir tidak tetap yang ditandai dengan pekerjaan yang selalu berubah-ubah.







Pola Karir untuk Perempuan (dari Super)

Klasifikasi Pola Karir
Karakteristik Umum
Pola karir ibu rumah tangga yang stabil
Menikah sebelum mendapatkan pengalaman kerja yang signifikan
Pola karir konvensional
Memasuki dunia kerja setelah pelatihan di SMA atau perguruan tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang sebelum menikah; Selanjutnya menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
Pola karir kerja stabil
Memasuki dunia kerja sesudah mengikuti pelatihan dan memandang pekerjaannya sebagai karir seumur hidup.
Pola karir “double-track”
Memasuki karir sesudah pelatihan, lalu menikah dan memulai karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
Pola karir terinterupsi
Memasuki dunia kerja lalu menikah dan melepaskan karir untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, dan mungkin kembali ke dalam karir tergantung pada situasi di rumah.
Pola karir tak stabil
Khas terjadi pada masyarakat sosioekonomi lemah, di mana polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu rumah tangga; dan kemudian siklus ini berulang lagi.
Pola karir “multiple-trial”
Tidak pernah mapan dalam satu karir, selalu berubah-ubah pekerjaan.






Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional (vocational maturity). Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan inteligensi daripada usia. Hasil penelitian longitudinal (Super, 1951) yang mengikuti perkembangan sejumlah siswa kelas 9 menunjukkan bahwa berbagai ciri kematangan vokasional (seperti merencanakan, menerima tanggung jawab, dan kesadaran akan berbagai aspek pekerjaan yang disukai) tidak beraturan dan tidak stabil selama periode SMA. Akan tetapi, individu yang dipandang memiliki kematangan vokasional di kelas 9 (berdasarkan pengetahuannya tentang okupasi, perencanaan, dan minat) secara signifikan lebih berhasil ketika mereka mencapai awal masa dewasa. Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara kematangan karir dengan pencapaian anak remaja dalam self-awareness, pengetahuannya tentang okupasi, dan kemampuannya dalam perencanaan. Jadi, perilaku vokasional di kelas 9 memiliki validitas prediktif untuk masa depannya. Dengan kata lain, individu yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada setiap tahapan cenderung mencapai tingkat kematangan yang lebih besar pada masa kehidupan selanjutnya.

Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan kematangan karir merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap dan kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh, gambaran tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap tahap itu memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang dirancang untuk membantu perkembangan kematangan karir

Aspek-aspek perkembangan dari teori Super memberikan penjelasan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi proses pemilihan karir. Dua prinsip dasar berikut ini dipergunakan dalam teori perkembangan pada umumnya:
(1) Perkembangan karir merupakan proses seumur hidup yang terjadi pada periode-periode perkembangan tertentu.
(2) Konsep diri terbentuk pada saat masing-masing fase kehidupan mendesakkan pengaruhnya pada perilaku manusia.

Super (1984) mengklarifikasi pandanganya tentang teori konsep diri bahwa pada esensinya konsep diri merupakan kecocokan antara pandangan individu terhadap atributnya sendiri dengan atribut yang dibutuhkan oleh sebuah okupasi. Super membagi teori konsep diri ke dalam dua komponen: (1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan beradaptasi pada pilihannya; dan (2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu terhadap situasi sosioekonominya dan struktur sosial di mana dia bekerja dan tinggal saat ini. Hubungan antara konsep diri dengan perkembangan karir merupakan salah satu kontribusi utama teori Super.

Sabtu, 10 April 2010

Perbedaan definisi Karier, Pekerjaan, Profesi, Tugas, Cita-cita, dan Keahlian.

KARIER 
  • karir,, merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi.
  • karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama masa kerja seseorang. Karir menunjukkan perkembangan para karyawan secara individual dalam suatu jenjang atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu organisasi. 
  • Karier merupakan suatu arah umum yang dipilih oleh seseorang untuk mengejar keseluruhan kehidupan kerjanya (Mondy dan Noe, 1996).
  • karir mempunyai 3 (tiga) pengertian karir yang berbeda, yaitu:Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
     Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis.
     Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseoranga selama masa kerjanya. 
  • Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang pasti mempunyai karir. 
 PEKERJAAN
Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb), pencaharian, yang dijadikan pokok penghidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah.

PROFESI
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

TUGAS
Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan.

CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan (kehendak) yang selalu ada di pikiran; tujuan yang sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan).

KEAHLIAN
Ahli adalah benar-benar menguasai dalam sesuatu hal, orang yang mahir, yang sangat pandai dalam suatu bidang tertentu kaum, family, suatu ikatan keturunan,handaitaulatan, sanak saudara.
Keahlian adalah kemahiran di suatu ilmu (kepandaian, pekerjaan).

CaToeYi

Cilacap, 27 Februari 2010



@ my home,,,
Qta memutuskan komitmen tuk kita sepakati bersama...
ketika kau tiba-tiba ungkapkan sayang padaku (21 Februari 2010)...
sungguh ku tak percaya..
hingga kau terus meyakinkanku akan kesungguhan hatimu...
selama 1 minggu q terus berfikir dan berfikir...
apakah kau jawaban atas doaku???
dan ketika ku harus membuat keputusan,,,jatuhlah keputusan itu...
q menerimamu sebagai belahan hatiku...
perkenalan 4 bulan yang lalu,,,tak kusangka akan berlanjut seperti ini...
namun,,q selalu berfikir positif tentangmu....


hari-hari kujalani bersamamu...
hingga pada tanggal 2 Maret 2010...
kau harus meninggalkanku demi tugasmu...
@ Adisucipto Airport,,,
ku terus kuatkan hatiku tuk mengantarkanmu..
hingga akhirnya kau harus terbang ke seberang sana...
ingin ku menangis...
karena ku ingin kau tetap di sini,,,menemani hari-hariku..
menjagaku,,,membimbingku...
tapi kenyataan harus terjadi...
ku ikhlaskan kepergianmu tuk sementara..
demi perjuanganmu tuk dirimu dan keluargamu...

walau kau jauh..
kau tetap ada dihatiku...
ku tetap mencintai dan menyayangimu setulus hatiku...
kau adalah penyemangat hidupku...

7 Maret 2010
@ 11.00 pm
ketika ku luapkan rasa rinduku padamu lewat telepon,,,
kau tiba-tiba membuat keputusan yang sangat-sangat tak kusangka...
hubungan ini harus berakhir,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

tak tau apa salahku...
tak tau apa maumu...
kau memutuskan hubungan ini dan tak memberiku kesempatan lagi...
hancur hatiku saat itu...
tapi ku tak bisa berbuat apa???
kau tetap tak mempedulikanku..
ku harus terima ini walaupun sulit...

hari yang benar-benar buruk....
@ 04.30 pm
ku harus menerima kenyataan dalam keluargaku....
tak perlu ku jelaskan apa itu?
tapi tak pernah kuduga pula...
dan ku harus terima itu...
lagi-lagi...
keikhlasanku diuji...

Oh Tuhan...
inikah yang harus hamba terima saat ini???
ketika hamba ingin memiliki orang yang benar-benar hamba sayang...
orang yang bisa menyemangati hamba dalam menjalani hidup ini...

kini tak tau lagi dengan siapa ku bernafas...
tak ada lagi orang yang ku cinta selain kedua orang tuaku dan keluargaku...

meski kini komunikasi di antara kita masih terjalin,,,
ku tau kerasnya hatimu...
tapi ku tak mau kita terus dalam keadaan seperti ini...
jika kau berkenan memberiku kesempatan sekali lagi...
ijinkanku tuk menjadi bagian hidupmu lagi...
ijinkanku tuk jadi pendampingmu lagi...
hati ini hanya berlabuh padamu...
sungguh itu nyata....
meski kau tak nyata di hadapanku sekarang....
jika tidak,,,tinggalkanku tuk selama-lamanya...
ku bukan layang-layang yang tak tau kemana arah terbangnya...


Catur&Eyi

Senin, 29 Maret 2010




   
    width="97" height="27" border="0">
Belajar Menjadi Karyawan yang Ulet
Kalau Anda malas-malasan begini, Anda sulit naik jabatan!

Bertahun-tahun mengabdi di perusahaan tapi karier Anda mandek. Anda tak kunjung mendapatkan promosi, padahal teman-teman Anda melaju pesat. Apa yang salah? Mungkin saja Anda kurang ulet.

Keuletan adalah kunci untuk menuju kesuksesan. Seseorang yang biasa-biasa saja, namun ulet, lebih cepat naik jabatan. Mereka juga lebih dipercaya oleh atasan dan mudah berbaur dengan siapa pun.

Berikut adalah faktor yang mendasari keuletan seseorang. Coba cari tahu apakah Anda sudah memiliki sikap ini dalam bekerja.

1. Adaptif
Mudah beradaptasi dalam situasi kerja yang tidak menentu. Anda juga mampu untuk bangkit kembali saat terpuruk.

2. Fokus
Anda tahu hal-hal yang menjadi prioritas utama. Anda tidak perlu banyak menyisihkan waktu untuk lembur, sebab sudah memperhitungkan kapan tugas-tugas Anda bisa selesai.

3. Luwes
Orang yang pintar membangun network atau jejaring lebih cepat mencapai kesuksesan. Anda tidak gengsi ataupun sebaliknya, takut membangun jaringan. Semakin luas pergaulan Anda, semakin banyak hal yang Anda ketahui.

4. Cerdik
Kenapa Anda dipromosikan? Karena Anda punya karakter. Ada kelebihan atau nilai yang tidak dimiliki oleh orang lain. Jadilah orang yang luar biasa!

5. Mampu menerima tantangan
Bagi Anda, tidak ada hal yang tidak mungkin. Semua bisa dilakukan dan diusahakan. Anda melihat tantangan sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan Anda. Anda bisa melakukan berbagai macam tugas dalam satu waktu.

6. Punya tujuan
Bekerja hanya untuk mencari uang atau jabatan? Pantas saja, karier Anda tidak kunjung naik. Anda harus total dalam bekerja. Tentukan dalam waktu 2-3 tahun ke depan, apa yang ingin Anda raih.

7. Inovatif
Orang yang memiliki karakter biasa-biasa saja sudah banyak. Anda harus bisa membuat terobosan baru dalam lingkungan pekerjaan. Anda bisa menggunakan imaginasi dan kreativitas untuk menyelesaikan masalah.

Tujuh karakter ini memang tidak semua harus Anda miliki. Sebab hal ini tergantung dari kondisi yang Anda hadapi. Ada poin-poin yang harus dominan, dan ada yang tidak.
Keuletan harus ada dalam diri kita, sehingga kelak saat berada di lingkungan pekerjaan dan organisasi kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.

http://female.kompas.com/read/xml/2010/03/21/17505965/belajar.menjadi.karyawan.yang.ulet#